Pentingnya Branding dan Komunikasi Bagi Usaha Mikro
3 min readBranding dan mengkomunikasikan produk merupakan hal mutlak yang perlu dikerjakan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga sanggup menembus pasar dan selalu eksis sehingga sanggup memperluas usahanya.
Briefer.id, platform kolaborasi bagi para praktisi di industri komunikasi yang sedang berfokus terhadap bidang public relations dan brands menyelenggarakan Seri Webinar bertajuk #MerdekaBerkolaborasi “Branding & Komunikasi untuk Pelaku UMKM, Penting gak sih?!”
dengan menghadirkan pelaku UMKM Driana Rini dan Brand Strategist Purwanto Hasan.
Communication Lead Briefer.id, Celixa Yovanka mengungkapkan bahwa untuk sanggup terus
bertumbuh pelaku UMKM di Indonesia perlu membekali diri bersama dengan kemampuan untuk
melakukan branding dan mengkomunikasikan produk, sehingga mereka dapat
memanfaatkan medium-medium digital yang relatif terjangkau.
Saat ini, mengkomunikasikan produk UMKM dan usaha secara digital, melalui sosial media
lebih optimal. Karena sanggup menyasar khalayak yang ditarget dan sanggup menumbuhkan
skala bisnisnya secara bertahap .
Melalui seri webinar ini, Celixa meminta sanggup menjadi wadah bagi para pelaku UMKM
untuk mengkomunikasikan perihal bagaimana produk dan mereknya dan juga berbagi
inspirasi.
“Bukan hanya kisah sukses, tetapi juga kisah kegagalan untuk mendapatkan ragam pengalaman segera berasal dari pakarnya,” tutur Celixa.
Brand Strategist Purwanto Hasan menjelaskan meski banyak produk yang sama di pasaran, tetapi selalu tersedia bedanya.
“Yang membedakan adalah apa target berasal dari pembuatan
produknya atau bagaimana kisah di balik produk tersebut. Hal itu tentu saja mutlak untuk
dikomunikasikan melalui branding agency jakarta yang baik kepada pembeli sehingga selalu loyal.” imbuhnya.
Artinya, dalam hal ini branding bukan sekadar kasus merek atau visualisasi yang bagus
dari sebuah produk. Lebih dalam berasal dari itu, branding berkenaan nilai-nilai yang mendambakan disampaikan
seperti awal sebuah produk terbentuk, hingga citra yang mendambakan dicapai.
“Contohnya Wakai, dia mengincar orang–orang yang suka produk look-alike Jepang dengan
harga yang lebih murah. Makanya dia membawa dampak produk sepatu Jepang sehingga orang-orang
berprasangka bahwa itu adalah produk Jepang padahal produk lokal,” ujar Purwanto.
Dengan menguatkan komunikasi melalui branding yang baik, pembeli sanggup membedakan
produk yang satu bersama dengan produk yang lain meski terlihat sama. Harapannya konsumen
lebih menyukai dan mengkonsumsi produk tersebut.
Menurut Purwanto, kisah yang tepat berasal dari sebuah produk bakal juga membawa dampak konsumen
tersentuh dan tertarik untuk mencoba dan membeli produk tersebut. Karena itu dalam
membuat kisah sebuah produk, pelaku UMKM perlu mencari keunikan di balik produk
tersebut.
Kisah atau cerita di balik sebuah merek pun menurutnya perlu konsisten. Pelaku usaha
harus jauhi kisah negatif yang membawa dampak pembeli enggan mencoba produk tersebut.
“Pertama cari insights dulu, apa yang orang-orang mau. Tapi mulailah berasal dari produk yang
diketahui dan disukai oleh diri sendiri. Story – story (negatif) berikut menurut saya gak akan
terjual, kemungkinan sekali, tetapi habis itu orang bakal mulai bahwa you’re just making it up biar
orang rela beli,” ujarnya.
Dalam peluang yang sama, pemilik usaha kuliner Sei Sapi bersama dengan merek “Frozen Food
by @venustweets” yang juga pegiat fasilitas sosial Driana Rini mengamini Purwanto. Berdasar
pengalaman pribadinya, Driana mengungkapkan langkah berjualan paling sedap adalah dengan
bercerita atau story telling.
Pasalnya, hal berikut sanggup menyentuh hati para konsumen. Selain itu, kata dia, penjual juga
harus menegaskan produknya bagus, cita rasa makanan enak, dan tonjolkan keunikannya.
“Lebih baik juga untuk menjual suatu hal yang kita jelas dan suka. Semua makanan yang
saya jual itu tadinya yang saya suka beli, layaknya empek-empek, sei sapi, bakso. Itu sebetulnya jualan berasal dari memproses temen – temen yang tadinya saya beli ke mereka. Jadi pastikan kita suka dulu sama produknya, produknya sedap dan bagus,” ujar Driana.
Dia pun mengedepankan pelaku UMKM perlu kreatif dan inovatif. Selain itu selalu berani mencoba hal-hal baru, sehingga pembeli bakal selalu berkunjung kembali mencoba produk berasal dari si penjual tersebut.