Fakta Unik Pakaian Adat Bali

Pulau Bali populer dengan rekreasi alam dan makanan tradisionilnya. Tetapi tidak cuman hanya itu Mam, baju tradisi Bali tidak kalah menarik dari alamnya yang cantik. Dibalik keelokan hiasan kepala dan baju tradisi itu, rupanya ada beberapa bukti yang tidak seluruhnya orang kenali.

Saat liburan di Bali, Mam tentu pernah menyaksikan orang Bali dengan baju tradisionilnya yang cantik.

Beberapa wanita kenakan kebaya warna putih atau beragam warna terpasangkan dengan kain batik, ikat pinggang dan bunga di rambut mereka.

Sementara pria-pria Bali terlihat gagah dengan baju tradisionil mereka. Nach, tidak komplet bila kita tidak mengenali baju tradisi Bali sebagai salah satunya wujud riwayat.

Kebaya Bali awalnya tidak dipakai untuk aktivitas setiap hari, tetapi cuman hari tertentu saja, seperti upacara tradisi dan ritus keagamaan. Nach, rupanya Bali mempunyai bermacam baju tradisionil yang pantas kita mengenal. Masing-masing dari baju tradisionil itu mempunyai keunikannya masing-masing.

1. Kebaya Bali

Salah satunya baju tradisi Bali yang pertama ialah kebaya wanita. Walau kebaya bisa dibikin dari beragam tipe bahan, renda ialah opsi yang terkenal digunakan beberapa wanita di Bali.

Kebaya Bali dikenai dengan korset di bawahnya, khususnya wanita yang lebih tua. Berwarna juga bermacam dan umumnya cukup menonjol mata. Untuk upacara keagamaan umumnya kebaya putih semakin banyak digunakan oleh kaum hawa.

Disamping itu, kekhasan kebaya ini selalu dipadankan dengan selendang yang diikat seperti sabuk. Dengan demikian, wanita akan terlihat lebih anggun dan menarik dengan menggunakan kebaya Bali ini.

Sepanjang upacara tradisi dusun atau kota, beberapa wanita Bali kadang kenakan kebaya dan sarung yang sama sesuai, disiapkan oleh banjar (masyarakat tradisi).

2. Baju Safari

Bila wanita kenakan kebaya, beberapa pria kenakan baju putih, batik atau songket kamben dengan overlay yang disebutkan Saput.

Umumnya pakaian safari memiliki nuansa putih atau berpola, dengan selempang dan hiasan kepala tradisionil yang disebutkan Udeng. Kamben dibuntel secara berlainan untuk wanita dan pria.

Untuk pria, kemben digunakan di pinggang mereka dengan lipatan di muka sementara wanita akan membuntelnya erat-erat untuk pastikan tidak ada lipatan atau renda yang kelihatan. Disamping itu, pada pakaian Safari ada kantong yang dibikin pada bagian kanan atau kiri.

3. Udeng Kepala

Udeng sebagai salah satunya baju tradisi Bali yang umum dipakai pria sebagai penutup kepala. Tidak cuma sekedar penutup kepala, tetapi Udeng digunakan di bermacam acara keagamaan pria dewasa dan anak-anak di Bali.

Digunakan tidak cuman oleh mereka dari barisan kaya, tapi juga oleh masyarakat kelompok menengah ke bawah. Ini dibuat dari sebuah kain yang dijahit sampai membuat satu simpul di sisi tengah. Tidak tiap orang dapat membuat Udeng. Perlu ketrampilan khusus untuk membuat hingga terlihat bagus dan sesuai kekhasan Udeng tersebut.

Ada dua jenis Udeng, yakni polos dan warna. Udeng polos umumnya dipakai saat ikuti aktivitas upacara keagamaan, dan Udeng yang warna kerap dipakai untuk kegiatan setiap hari.

4. Kamen

Kamen ialah sebuah kain bawahan pada baju tradisi bali yang digunakan oleh masyarakat Bali. Seperti sarung, tetapi Kamen lebih menunjukkan corak dan pola persegi berbahan kain tertentu.

Bahan kain dalam pembikinan Kamen dibuat dari kain lembut yang tipis. Pasti, di antara wanita dan pria dalam memakai kamen mempunyai ketentuan penggunaan yang lain. Untuk pria Bali, umumnya cuman menggunakan 2 helai kain yang digunakan sebagai bawahan pakaian Safari. Kain yang ada di sisi dalam berikut yang disebutkan Kamen.

Sementara pada bagian luarnya dikatakan sebagai Saput dan digunakan dengan diikat dengan arah supaya kain Kamen tidak terlepas.

Bila dipakai pada pria, penggunaan Kamen diikatkan secara melingkar pada bagian pinggang dari samping kiri ke kanan. Kemudian, dibuat sedikit lipatan pada bagian depan karena ada simpul. Dan penggunaan Kamen pada wanita lebih simpel, yakni tanpa memerlukan simpul di bagian depan.

5. Saput

Saput, kain atau bawahan in adalah sisi dari baju tradisi Bali dan keunikannya. Saput sebagai semacam kain yang mempunyai corak unik yang umumnya dipakai pada bagian susunan atas kamen.

Maka menggunakan Kamen lebih dulu, baru menggunakan Saput sebagai persamaan prima. Untuk memakainya ialah dengan mengikatkan Saput di pinggang, selanjutnya diputar dari kanan ke kiri.

Yakinkan kain tidak ada yang terlipat dan rapi tergulung. Biasanya, kain Saput ini sering dipakai dalam beragam upacara keagamaan atau pernikahan.

6. Saput Poleng

Satu diantaranya Saput Poleng, yaitu baju tradisi Bali dengan warna dua jenis. Umumnya menggunakan warna hitam dan putih sebagai bawahan baju tradisi pria.

Kotak-kotak putih hitam ini menjadi satu diantara pola ciri khas Bali yang umum dikenai dalam baju tradisi. Tidak itu saja, bila kita bertandang ke Bali, adapun ini disampirkan di atas pohon, patung, dan bermacam-macam tempat beribadah.

Saput Poleng dipandang keramat oleh warga di tempat dan sisi dari ritus tradisi. Secara harfiah makna dari kata Saput memiliki arti selimut atau kain, sementara Poleng memiliki arti warna dua.

7. Sabuk Prada

Sabuk ini sebagai sisi dari baju tradisi Bali seterusnya. Biasa digunakan oleh warga Bali terutamanya wanita. Ini digunakan dengan kebaya dan untuk persamaan Kamen (kain atau bawahan). Sabuk Prada bermotif ciri khas Bali dan mempunyai warna yang jelas.

Seperti baju tradisionil yang lain, sabuk ini bermakna khusus. Sabuk Prada memiliki makna membuat perlindungan badan wanita, khususnya kandungan yang disebut karunia dari Tuhan, hingga penggunaan sabuk ini juga ditempatkan di bagian perut.

Ada banyak sekali kekhasan yang menyimbolkan beragam arti dalam baju tradisi Bali. Dalam tradisi dan budaya Bali, beberapa baju tradisionil cuman dikenai pada beberapa acara dan peristiwa tertentu saja.

8. Payas Agung

Tidak cuman hanya itu, kekhasan baju tradisi Bali disaksikan dari baju tradisionilnya. Bila di atas barusan sering dipakai untuk aktivitas setiap hari, berlainan hal sama ini.

Payas Agung ialah baju tradisionil yang digunakan saat acara penting seperti upacara pernikahan atau potong gigi. Mempunyai kesan-kesan eksklusif, keramat dan penuh keanggunan.

Payas Agung mempunyai warna gabungan di antara emas, merah, dan putih. Baju tradisionil ini digunakan dengan mahkota yang lumayan besar, yang dikenai pria atau wanita.

Selainnya mahkota, aksesori yang lain dikenai umumnya berbentuk keris dain kain songket (pria), dan kain belitan anggota badan atas dan songket pada wanita.

9. Payas Madya

Berlainan dengan Payas Agung, Payas Madya lebih berkesan rileks dalam penggunaannya, dapat dikenai dalam kegiatan setiap hari.

Kata Madya sendiri mempunyai makna “menengah” atau “sisi tengah”. Baju tradisi Bali ini tidak banyak aksesori atau pernak-pernik yang digunakan.

Untuk pria sendiri, menggunakan kaos atau baju putih sebagai atasan. Wanita Bali kenakan selendang dan Kamen sebagai bawahan.

Tidak ada langkah khusus untuk penggunaannya hingga lebih fleksibel.

Payas Madya bisa dikenai untuk aktivitas setiap hari, ritus keagamaan, acara pesta tradisi dan penyambutan. Nach, selanjutnya ialah Payas Alit. Ini ialah baju tradisi Bali yang dikenai setiap hari. Sama dengan wanita kenakan kebaya, selendang dan Kamen sebagai bahawan.

10. Payas Alit

Kata Alit sendiri mempunyai makna “kecil” hingga bisa disebutkan sebagai arti simpel atau jenjang terendah. Untuk pria sendiri, memakai pakaian Safari atau pakaian koko yang dipadukan dengan penutup kepala Udeng.

Umumnya warga Bali akan kenakan pakaian tradisi Payas Alit saat mereka melaksanakan ibadah ke pura.
Warna yang digunakan umumnya warna ceria atau warna putih.

Nah itu tadi ulasan seputar fakta unik pakaian adat Bali. Sempatkan juga untuk mencicipi bubur pelangi di warung laota Kuta agar liburan anda lengkap.