Apakah itu Biseksual?

Apakah itu Biseksual? by Wahada Nadya, S.PsiFebruari 17, 2022Februari 9, 2022 Apa kamu pernah dengar istilah ‘biseksual’? Biseksual adalah tipe dari barisan tujuan seksual LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).

Apakah itu Biseksual?

Memakai kata ‘bi’ yang memiliki arti dua, biseksual sebagai keadaan seorang yang mempunyai minat secara emosional dan seksual ke lebih satu gender atau tipe kelamin. Baik ke yang mempunyai gender sama (homoseksual) atau dengan gender yang lain (heteroseksual).

Yok, kita baca selanjutnya tentang apakah itu biseksual!

Table of Contents

– Biseksual: Bukan Masalah Mental
– Biseksual dan Orang Dengan Resiko Masalah Psikis (ODMK)
– Pemicu Biseksual
– Mengenali Panseksual
– Kontak Professional

Biseksual: Bukan Masalah Mental

Biseksual sendiri mula-mula sebuah istilah yang dibuat dengan seorang pakar syaraf Charles Gilbert Chaddock di tahun 1892. Istilah ini dipakai Charles mengarah dari terjemahan Psychopathia Sexualis oleh Richard von Krafft Ebing untuk menerangkan keadaan minat secara seksual pada pria atau wanita. Tetapi pada keadaan itu bahkan juga dalam dasawarsa satu era, tujuan seksual biseksual masih dilihat sebagai sebuah keadaan yang menyelimpang secara seksual dan diberlakukan dengan beragam usaha penyembuhan yang jauh dari etika kemanusiaan.

Perubahan penglihatan pada tujuan biseksual dimulai di tahun 1948 lewat riset yang sudah dilakukan Alfred Kinsey, seorang periset sikap yang mengatakan jika keadaan seksualitas atau minat seksual tidak bisa digolongkan cuman lewat dua kotak biner yang terpolarisasi. Menurut Kinsey, lewat rasio kinsey, tujuan seksual sebuah kontinum atau spektrum. Penemuan jika rerata pribadi mempunyai tujuan seksual pada tengah kontinum atau spektrum membuat Kinsey yakini jika ada tujuan biseksual.

Saat sebelum tahun 1973, keadaan biseksual dan beragam tujuan seksual terhitung barisan LGBT terhitung dalam barisan masalah jiwa yang diputuskan oleh American Psychological Association (APA). Sesudah lewat beragam perubahan dan riset selanjutnya, di tahun 1973, APA lewat Diagnostic and Statistical Manual of Psikis Disorder (DSM) III tak lagi masukkan homoseksual dan tujuan seksual yang lain sebagai sebuah masalah jiwa. Ini jadi dasar analisis untuk semua pegiat psikologi di dunia, terhitung di Indonesia. Lewat Dasar Penggolongan dan Analisis Masalah Jiwa (PPDGJ) II tahun 1983, homoseksual dan tujuan yang lain tak lagi digolongkan sebagai masalah jiwa.

Biseksual dan Orang Dengan Resiko Masalah Psikis (ODMK)

Walau biseksual dan beragam barisan tujuan seksual yang lain tak lagi terhitung dalam kategorisasi masalah jiwa, PPDGJ mengategorikannya ke Orang Dengan Resiko Masalah Psikis (ODMK). Lewat Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 mengenai Kesehatan Jiwa, ODMK diartikan sebagai sebuah keadaan yang dirasakan seorang yang mempunyai persoalan fisik, psikis, sosial, perkembangan dan perubahan dan/atau kualitas hidup hingga mempunyai resiko masalah jiwa.

ODMK berlainan dengan keadaan analisis atau dikenali dengan istilah Orang Dengan Masalah Jiwa (ODGJ). Penggolongan keadaan biseksual dan barisan LGBT yang lain dalam kategorisasi ODMK disebut tidak untuk analisis masalah mental tetapi tempatkan seorang sebagai barisan yang beresiko. Keadaan ini sama dengan seorang yang alami kemiskinan atau keadaan musibah alam.

Kehadiran beragam stigma dan penampikan membuat barisan biseksual atau barisan LGBT pada keadaan yang rawan alami masalah psikis. Sebuah riset mengatakan, seorang biseksual mempunyai resiko yang semakin tinggi untuk alami stres dan kekhawatiran dibanding dengan tujuan seksual yang lain karena ada penampikan atau keadaan yang tempatkan seorang biseksual untuk tutupi tujuan seksualnya.

Pemicu Biseksual

Biseksual sebagai sebuah tujuan seksual dengan lebih satu gender tidak langsung membuat seorang biseksual memisah diri dengan minat yang sama dengan baik pada gender yang serupa (homoseksual) atau dengan gender yang lain (heteroseksual).

Biseksual bisa mempunyai minat yang lain dan tidak selamanya mempunyai jatah yang serupa pada keadaannya. Misalkan, seorang lelaki biseksual bisa mempunyai minat yang lebih dari wanita walau dia tertarik sama lelaki. Ini jadi kekhasan tertentu pada keadaan tujuan biseksual.

Sampai sekarang ini, beragam riset berkenaan pemicu seorang jadi biseksual masih berkembang. Ada beragam jenis riset berkenaan pemicu dari tujuan seksual LGBT. Salah satunya mengatakan keadaan hormon prenatal sampai pada penglihatan berkaitan dengan tujuan seksual sebagai sebuah konstruksi sosial masih jadi kontroversi berkaitan dengan tujuan seksual seorang.

Mengenali Panseksual

Bicara berkenaan biseksual, ada sebuah istilah yang lain yang memvisualisasikan minat seksual yang dirasakan seorang yang tidak terbataskan gender yaitu panseksual. Biseksual sebuah istilah yang dipakai untuk mengenali tujuan seksual lebih satu gender, baik gender yang serupa (homoseksual) atau gender yang lain (heteroseksual). Dan dalam masalah ini, panseksual memakai awalan ‘pan’ yang memiliki arti ‘semua’ mengarah pada keadaan seorang yang bisa tertarik secara seksual ke semua keadaan tidak terbataskan ke gender saja.

Seorang biseksual bisa tertarik secara seksual dan emosional pada gender yang terklasifikasi sebagai gender pria, wanita, atau non-biner (tidak mengidentifikasikan gender apa saja). Tetapi dalam masalah ini, panseksual benar-benar tidak memakai opsi gender, tetapi pada dasar minat pribadinya, seperti minat secara emosional, performa sampai pada personalitas. Hingga dalam masalah ini keadaan seorang biseksual kerap kali bisa beririsan dengan panseksual.

Kontak Professional

Lepas dari kepercayaan yang dipunyai berkaitan tujuan seksual yang dipunyai oleh LGBT, keadaan Biseksual sebagai tujuan seksual yang rekat dengan beragam stigma yang datang di tengah-tengah warga. Keadaan ini membuat seorang biseksual semakin banyak untuk sembunyikan identitas dan tujuan seksualnya yang meletakkannya pada keadaan beresiko seperti alami beragam penekanan dan hati tidak nyaman.

Ini bisa berpengaruh pada keadaan kesehatan psikis dan psikis seorang dengan tujuan seksual biseksual. Bila kamu alami keadaan ini, kamu bisa menjumpai kontribusi professional seperti psikiater agar bisa menolongmu. Kampuspsikologi mengimbau tidak untuk lakukan stigma atau diskriminasi pada pribadi yang lain, terhitung terkait dengan tujuan seksualnya.

 

kunjungi juga hipnoterapi jogja